Jumat, 04 April 2008 | |
Stefano Chiesa Suryanto, murid kelas 5B di SD Santa Theresia Jakarta, duduk tenang di ruang Kepala sekolah, didampingi ayahnya, Ary Suryanto, dan ibunya, Ny Widya. Tubuhnya seakan tenggelam di antara jejeran piala keemasan yang ditata di sebuah meja kecil di belakang dia. Prestasi paling gemilang adalah saat dia berhasil memperoleh medali emas dan mendapat penghargaan The Best Theory dalam 4th International Mathematic and Science Olympiad for Primary School (IMSO), akhir tahun 2007. Stefano peserta termuda. Sebelumnya, dia mendapatkan medali perunggu pada Hongkong Elementary Mathematics International Contest (HEMIC) pada 2007, serta medali perunggu dalam World Mathematics Competitions di Bangkok, Thailand. Dalam ”pertandingan otak” tersebut, soal yang diberikan 100 persen dalam bahasa Inggris. Daftar prestasi bocah penggemar masakan Jepang itu masih panjang. Stefano juga juara satu World Sakamoto Mathematics Championship 2008, awal Februari lalu. Ini dia peroleh setelah selalu menjadi juara pertama pada perlombaan serupa di tingkat daerah dan nasional. Metode Sakamoto menekankan pembelajaran matematika dalam bentuk cerita, bukan hitungan langsung. Selain itu, Stefano menjadi juara satu Sanmar Creative Math Competition 2006, dan juara pertama Kompetisi Matematika Nalaria Realistik Se-Indonesia Ke-3 tahun 2007. Kejuaraan-kejuaraan seperti itu selalu menjadi tantangan baru baginya. Pencinta Matematika Keuletan Stefano tercermin pula dalam sikapnya ketika bertanding. Dia tidak cepat puas. Setelah selesai, kalau masih ada waktu, dia memeriksa kembali jawabannya. Dalam IMSO 2007, jawaban diperiksanya lagi sampai 15 kali! Sejumlah guru khusus, guru komputer, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin yang rajin mendampingi bocah itu. Les dengan guru privat itu selalu dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. Stefano terdaftar pula sebagai peserta les Kumon dan Sakamoto yang telah terbiasa melatih peserta olimpiade, didatangkan orangtuanya untuk membantu Stefano. Akan tetapi, Stefano tetap kanak-kanak yang menikmati masa kecilnya. Setiap akhir pekan, Stefano menonton film- film kartun Jepang kegemarannya, atau membaca buku cerita tentang tokoh-tokoh dunia seperti Henry Ford, Isaac Newton, dan Thomas A. Edison. ”Yang (saya) pelajari itu kisah suksesnya. Mereka berhasil karena bekerja keras,” katanya. Berharganya Waktu Pada usianya yang belia, Stefano sudah teguh bercita-cita menjadi pemrogram komputer. Ini bidang yang membutuhkan kekuatan logika dan dasar matematika. Dia menikmati berkreasi membuat program komputer. Sudah ada lima belas program, seperti program menampilkan data dan berhitung yang berhasil dibuatnya. ”Bikin program itu seru dan tidak membosankan,” komentarnya. Dia ingin mengikuti jejak Bill Gates, salah seorang terkaya di muka Bumi yang mendirikan perusahaan Microsoft. Tentu saja, sebelum cita-cita besarnya itu tercapai, Stefano masih akan terus bersemangat mengharumkan nama bangsa di berbagai kompetisi olimpiade matematika. Masih panjang jalan bagi Stefano… |
Rabu, 16 Desember 2009
Stefano, Langganan Juara Matematika
Stefano, Langganan Juara Matematika
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar