Selasa, 29 Desember 2009

Penghargaan UNESCO untuk Mahasiswa Indonesia

London,(ANTARA News) 12 Nov 2009- Tiga mahasiswa Indonesia berprestasi mendapat penghargaan Mondialogo Award dari UNESCO dan perusahaan Jerman Daimler AG yang memproduksi mobil mewah Mercedez Benz, di Stuttgart, Jerman.

Selain kepada tiga mahasiswa teknik Indonesia berprestasi, Mondialogo Engineering Award juga diberikan kepada 60 mahasiswa berprestasi dari 28 negara, ujar Counsellor Sosbud dan PIPP KBRI Berlin Agus Priono kepada koresponden ANTARA London, Kamis.

Dikatakannya penghargaan tersebut terbagi dalam 30 proyek yaitu bidang pembangunan, pengentasan kemiskinan dan lingkungan.

Ketiga mahasiswa Indonesia berprestasi tersebut adalah Benny dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan proyek Zero Waste Production System in Small/Medium Industrial Cluster yang meraih medali emas.

Sementara Fengky Satria Yorestra dari Universitas Andalas dengan proyek Evacuation Infrastructure from Tsunami for Coastal Communities in West Sumatra meraih medali Perak.

Mahasiswa Udayana Nanang Sugianto dengan proyek Development of a Transportable Bioreactor for Anaerobic Treatment meraih medali perunggu.

Proyek Benny, mahasiswa Teknik Kimia semester 7 UGM yang bermitra dengan Awqi Gibran dari Chalmer University of Technology, Gothenberg, Swedia dinilai dewan juri independen bermanfaat dan kreatif karena berhasil menciptakan sumber energi alternatif bagi perkampungan secara berkelanjutan.

Dewan juri yang berasal dari beberapa negara menilai proyek Benny memanfaatkan limbah industri dan biologi untuk memproduksi barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun herbal, berhak meraih medali emas.

Penganugerahan medali dilakukan Pimpinan Puncak Daimler AG dan Mercedez Benz Walter Eldern dan perwakilan dari UNESCO Dieter Zetsche.(*)antaranews.com

Daftar Penemu Dari Indonesia

1. Abdul Jamil Ridho & Niti Soedigdo - Penemu Varietas Unggul Singkong Raksasa
2. Adi Rahman Adiwoso - Penemu Teknologi Baru dalam Telepon Bergerak Berbasis Satelit
3. Alexander Kawilarang - Penemu Kapal Ikan Bersirip
4. Andrias Wiji Setio Pamuji - Penemu Reaktor Biogas
5. Arief Mulyana Djumra - Penemu Pemacu Produktifitas dan Kualitas Udang dan Ikan
6. Aryadi Suwono & Tim Peneliti ITB - Penemu Bahan Pendingin Baru yang Lebih Hemat Energi
7. Ayub S. Parnata - Penemu Bakteri Kompos Organik
8. Bacharuddin Jusuf Habibie - Penemu Teori, Faktor dan Metode Habibie (Teknologi Pesawat Terbang)
9. Budi Noviantoro - Penemu Klip Penambat Bantalan Kereta Api dengan Dua Gigi
10. Dani Hilman Natawijaya - Penemu Indikator Alam (Terumbu Karang) terhadap Siklus Gempa
11. Djuanda Suraatmadja - Penemu Beton Polimer yang Ramah Lingkungan
12. Eddyman, Intan Elfarini & Kanaka Sundhoro - Penemu Obat Antinyamuk Alami dan Murah
13. Evvy Kartini - Penemu Penghantar Listrik Berbahan Gelas
14. Fuad Affandi - Penemu Pupuk Alami dari Air Liur
15. Herman Johannes - Penemu Tungku Berbahan Bakar Briket Arang Kayu dan Dedaunan
16. I Gede Ngurah Wididana - Penemu Formula Minyak Oles Bokhasi
17. I Made Budi - Penemu Formula Sari Buah Merah untuk Pengobatan
18. Lalu Selamat Martadinata - Penemu Alat Pemanggil Ikan
19. M. Djoko Srihono - Penemu Penjernih Air Limbah
20. Maruni Wiwin Diarti - Penemu Senyawa Antimikroba dari Rumput Laut
21. Minto - Penemu Kompor dan Pengering Hasil Tani dengan Tenaga Matahari
22. Mumu Sutisna - Penemu Hormon Penyubur Anakan Padi
23. Mulyoto Pangestu - Penemu Teknik Ekonomis Pembekuan Sperma
24. Neny Nurainy - Penemu Varian Virus Hepatitis B Indonesia
25. Puji Slamet Arif - Penemu Motor Listrik Hemat Energi
26. Rahmiana Zein - Penemu Teknik Pemisahan Cairan dalam Kecepatan Tinggi
27. Randall Hartolaksono - Penemu Formula Kimia Pemadam Api Ramah Lingkungan
28. Rizal & Juffri Sahroni - Penemu Penghemat Bahan Bakar Diesel
29. Robert Manurung - Penemu Minyak Jarak Murni
30. Saverinus Nurak - Penemu Mesin Pompa Tangan Berkekuatan Tinggi
31. Sutjipto & Ryantori - Penemu Konstruksi Fondasi Sarang Laba-laba
32. Sutrisno - Penemu Alat Perangkap Lalat Buah
33. Sedijatmo - Penemu Konstruksi Fondasi Cakar Ayam
34. Septinus George Saa - Penemu Rumus Penghitung antara Dua Titik Rangkaian Resistor
35. Sofin Hadi - Penemu Metode Cincin untuk Sunat Tanpa Luka
36. Sri Wuryani, Mustadjab, Euis M. Nirmala, Siwi Hardiastuti - Penemu Pengawet Aroma dalam Hampa
37. Tjokorda Raka Sukawati - Penemu Landasan Putar Bebas Hambatan Sosrobahu
38. Warsimin Adiwarsito - Penemu Marmer Buatan
39. Widowati Siswomihardjo - Penemu Bahan Baru untuk Gigi Palsu yang Lebih Aman dan Murah
40. Windu Hernowo - Penemu Penghemat Bahan Bakar Mesin
41. Yanto Lunardi Iskandar - Anggota Tim Penemu HIV & Metode Peningkatan Hematopoiesis
42. Yudi Utomo Imardjoko - Penemu Kontainer Limbah Nuklir
43. Zahlul Badaruddin - Penemu Zahlul Integrated Unit (Desain Sistem Efisien untuk Produksi Obat/Kimia)

Slikers.blogspot.com

6 Ilmuwan Indonesia Masuk Indeks Tertinggi OKI

Kamis, 14 Agustus 2008 - Enam ilmuwanIndonesia menjadi bagian dari peraih indeks tertinggi dalam Wise Index of Leading Scientists and Engineers untuk negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Menteri Negara Ristek dan Teknologi Kusmayanto Kadiman menyatakan hal itu dengan bangga di Jakarta, Kamis. Mereka adalah Muhilal dan Gunawan Indrayanto untuk kategori Medical Science, On Tija May, Hendrik Koo Kurniawan dan Terry Mart dari kategori physics science, serta Effendy dari Chemistry.

Dalam indeks tersebut hanya enam orang Indonesia saja yang masuk sementara dari negara-negara lain lebih banyak lagi, misalnya Mesir, Iran, Turki dan Pakistan yang menempatkan puluhan warganya dalam indeks tersebut, bahkan Malaysia dan Arab Saudi belasan orang.

Ditanya soal itu, Kusmayanto menjawab, soal itu ia harapkan bisa menjadi cambuk buat bangsa Indonesia. "Lihatlah kriteria yang dipakai dalam penilaian, berat sekali. Betul-betul peneliti kelas dunia yang bisa masuk," katanya.


ABD
Sumber : Antara

Triyaningsih Raih 2 Emas


Vientiane - Indonesia rupanya juga punya pelari andal putri di SEA Games XXV. Ia adalah Triyaningsih yang telah menyumbangkan dua emas bagi Indonesia dan juga mencatat rekor baru di lari 10.000 meter.

Jika di lintasan atletik, Indonesia punya bintang putra yaitu Suryo Agung Wibowo, di putri Indonesia juga punya Triyaningsih. Prestasinya tidak kalah hebat yaitu menjadi juara di nomor lari 5.000 meter dan lari di nomor 10.000 meter.

Triyaningsih juga memecahkan rekor SEA Games dengan waktu 32 menit 49,47 detik. Catatan waktu tersebut lebih baik dari rekor lama atas nama atlet Indonesia Supriati Sutono yang telah bertahan selama delapan tahun.

Mungkin orang tak begitu percaya dua emas disumbangkan dari pelari yang kecil dan mungil ini. Namun Wakil Ketua Kontingen Indonesia Joko Pramono menyebut Triyaningsih yang punya tinggi 146 cm dan berat hanya 37 kg, adalah 'Anak Ajaib'.

"Staminanya ekstra luar biasa. Dia memiliki tas stamina. Namun dia datang dengan persiapan untuk SEA Games Laos dan merebut dua emas plus rekor baru nasional dan SEA Games di 10000 meter," kata Joko di situs resmi SEA Games XXV.

Kini Triyaningsih pun telah memasang target tampil di Asian Games di Guangzhou, China tahun depan. Gadis kelahiran 15 Mei 1987 itu pun mengaku sudah melakukan persiapan dan juga diet yang ketat.

"Saya berlari 30 km sehari-hari, kecuali hari Minggu. Tak ada makanan berminyak, daging dan minuman es bagi saya. Diet saya terdiri dari ikan, sayur dan beras merah yang hanya ditemukan di Indonesia," ungkap pelari asal klub Lokomotif Salatiga.

"Saya akan mulai melakukan persiapan untuk Asian Games . Saya menang 10.000 meter dan 5000 m di Korat. Saya dapat mengulanginya di Laos tapi kali ini saya mendapatkan waktu baru dan rekor nasional di 10.000 m," tukas Tryaningsih. ( key / nar ) Reky Herling Kalumata - detiksport

Minggu, 20 Desember 2009

ALBUM/EP OF THE YEAR HERTZ DYSLEXIA - THE SIGIT-JunkSounds 2009

It’s no surprise, given the Indonesian band’s popularity in the Junksounds Awards 2009, that the honour of top release of the year would go to The SIGIT. This awesome four-piece garage rock combo have created such a jaw-droppingly good record that few would argue they don't deserve this accolade.
The sound on Hertz Dyslexia may not be spotless and pristine, but it’s in their raw energy that we find a fantastic rock record the band have casually dropped on our laps. Let’s do them the honour and pop the record in for another spin–and make sure it’s on full blast.

SONG OF THE YEAR THE TREES ANDTHE WILD-JunkSounds 2009

It’s hard to tell where Indonesian group The Trees and The Wild see themselves in this increasingly genre-less musical landscape, but they certainly make an inspiring resonance. With 80s U2-like atmospherics, Arcade Fire bombast and a willingness to gradually build a song from the bottom up without sounding overtly post-rock (that in itself is a feat these days), they maintain a barrage of instruments bordering the orchestral. A perfect example is this plump track from the album Rasuk, chosen by Junk readers as the track blaring out their speakers throughout 2009. Do we agree? We say yes, yes and yes.

MOST PROMISING ACT MONDAY MATH CLASS-JunkSounds 2009

Monday Math Class continue Indonesia’s rich tradition of bringing us some of the best twee pop to our welcoming ears. It’s probably the leading factor why fans the region over have voted them as the band to watch out for.

Led by the charismatic but adorable Priscilla, Monday Math Class combine sunny, irresistible pop melodies with an affinity for stuffed pink rabbits. Yeah, it’s for those bright, shiningly happy Saturdays. Why? So you can make them even brighter. MMC are currently working on egging out their debut EP. Keep your bunny paws crossed.

BEST BREAKTHROUGH ACT MONKEY TO MILLIONAIRE-JunkSounds 2009

Yet another Indonesian band with a hip and slick sound, Jakarta trio Monkey to Millionaire’s recalls the jaunty strumming of 90s indie rock bands like the Pixies plus strong nods to angular post-punk melodies, a sound that has dragged them from the fringes of the bubbling Indonesian indie scene to the top of the increasingly crowded ladder.
With Wisnu Bramono Adji (vocals, guitar), Agan Sudrajat (bass) and Emir Kharsadi (drums), big things are expected from this stylish threesome after the release of their impressive debut Lantai Merah in 2009. And they seem to have the gonads for the challenge.

BEST ACOUSTIC ACT ENDAH N RHESA-JunkSounds 2009



On Indonesian duo Endah Widiastuti and Rhesa Aditya’s MySpace page, there's a picture of them in matching white glasses. It’s an apt representation of the way they seem to approach music: a harmonious concoction teetering between American white soul and folk balladry, with enough breath to swing over to bouts tasteful blues and even the odd gospel jam. A minute into any track and you might find yourself thinking about breakfast meals at the diners in Midwest America, not an Indonesian duo. They drive a very convincing bargain, especially on their recently released album Nowhere To Go–a false predicament, surely.

BEST LIVE ACT THE SIGIT-JunkSounds 2009


With their rough-and-tumble garage clank, The SIGIT have designed a perfect sound for the stage: big hooks, delicious licks and a driving voice that hardly lets up for a moment. With a suitable style and meat-andpotatoes-perfect presence for the racket they spout, it’s little wonder their fans heartily push them as the top ticket to buy this year. With frontman Rekti’s magnetic stage persona and a band just top notch aces and spades, The SIGIT literally rock the pants off you. Touring stints around Asia and a previous performing spot at SXSW certainly helped them perfect their top-notch live act.

BEST ELECTRONIC/FUSION ACT GOODNIGHT ELECTRIC (ID)


With matching suits and shades, Indonesia’s now-iconic dance trio has been making waves the world over with festivals in Germany and around the region, bringing their delectable electro pop sound to anyone who would listen. It’s got blips, it’s got blops, but it never compromises on sensationally addictive pop hooks.
Once you’ve listened, it’s difficult to dispute what Junk readers already know: Goodnight Electric are, quite literally, the most brilliant electronic act to come out of our region. Currently, the group are working on a single that will be released by German label HKW.de.

BEST URBAN ACT RAN (ID)



One thing that sets Indonesian urban act RAN apart is their uniquely organic sound. Leveraging off their influence from smooth old school R&B legends such as Marvin Gaye, the trio–consisting of Astono Andoko, Rayi Putra and Anindyo Baskoro– created a sound combining the funky and thumping dance grooves of modern R&B with the timeless melodies of yesteryear soul pop.It’s a sound that has not only got them on our radar, but garnered them four nominations in the prestigious MTV Indonesia Music Awards 2009. Not difficult to imagine once you’ve given them a spin. Not difficult to love either.

BEST POP/INDIE ROCK ACT THE SIGIT di JUNKSOUNDS 2009


BEST POP/INDIE ROCK ACT
THE SIGIT (ID)

Indonesian indie heroes The SIGIT (aka The Super Insurgent Group of Intemperance Talent–yes, it’s quite a mouthful) sweep home the big bacon with their snarling dose of Anglo-garage rock, which tastefully merges suave licks of 70s psychedelic rock with the unapologetic intensity of punk.

With the release of their album Hertz Dyslexia in 2009, the band have clamoured up the top of the Indo rock pile. They cap off a fine year after appearing at the prestigious US festival SXSW (South by Southwest) as well as tour stints in the States and Hong Kong.

Indonesia Juarai Lomba Perangkat Lunak Asia Pasifik

Minggu, 20 Desember 2009

TEMPO Interaktif, BANDUNG - Tim dari Indonesia meraih 4 Merit Award (juara kedua) dalam ajang tahunan Asia Pacific Information and Communication Technology Award (APICTA) ke-9 di Melbourne, Australia, 15-17 Desember. Salah satu juaranya adalah tim Big Bang dari Institut Teknologi Bandung yang mengusung MOSES (Malaria Observation System and Endemic Surveillance).

Menurut dosen pendamping dari ITB Nanang T. Puspito, tim Big Bang yang beranggotakan David Samuel, Dody Dharma, Dominikus Damas, dan Inas Luthfi, juara kedua di kategori Tertiarry Student. Tim mahasiswa Teknik Informatika ITB angkatan 2006 itu diungguli tim Temasek Polytechnic Singapore dengan karya Smart Shop.

Dari situs resmi APICTA, 3 tim lain dari Indonesia yang meraih Merit Award di kategori Tertiarry Student adalah Erik Taurino Chandra dan kawan-kawan dari Universitas Bina Nusantara dengan proyek MLM for The Blind. Mereka membuat media baca elektronik untuk para tunanetra yang beroperasi tanpa komputer.

Sedangkan di kategori Secondary Student Project, tercatat nama Fauzan Helmi Sudaryanto dengan karya KardinaL atau Kamus Tradisional Online, serta Jonathan Christopher dengan proyek pengunci komputer.

Di kompetisi perangkat lunak di Asia Pasifik itu, tim Indonesia bersaing ketat, diantaranya dengan perwakilan tuan rumah Australia, juga Cina, Hong Kong, India, Korea, dan Malaysia. Sedikitnya ada 16 kategori yang disertakan, seperti komunikasi, aplikasi untuk keamanan dan industri, e-government, e-health, Secondary Student Project, juga Tourism and Hospitality. Tahun depan, APICTA akan digelar di Malaysia.

ANWAR SISWADI.Tempointeraktif.com

Jumat, 18 Desember 2009

Aldi Lukman dan Susyana Tjan Juara Wushu Sea Games 2009


Atlet Wushu peraih medali emas Aldi Lukman dan Susyana Tjan, diabadikan bersama Menpora Andi Mallarangeng dan Ketua Umum PB Wushu Indonesia Master Supandi Kusuma usai menerima medali.

Wushu Indonesia pimpinan Master Supandi Kusuma menorehkan prestasi manis, memenuhi target yang diinginkan di SEA Games XXV/2009 di Laos, setelah hingga Rabu (16/12) telah berhasil meraih dua medali emas, tiga perak dan empat perunggu.

Kepastian Wushu memenuhi target di pesta olahraga multi event paling bergengsi di tanah air ini, diperoleh menyusul tambahan medali emas dan perak yang dipersembahkan trio pewushu binaan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI) Sumut, Aldi Lukman, Lindswell dan Heriyanto.

Aldi Lukman tampil menjadi bintang pada laga di Gedung Lao ITECC Vientiane Laos, setelah merebut medali emas dari nomor gabungan Changquan dan Gunshu putra. Sementara Lindswell dan Heriyanto menyumbangkan medali perak dari nomor gabungan Taijiquan dan Taijijian putri serta Nanquan dan Nangun putra.

Aldi menjadi yang terbaik di nomornya setelah pada lomba Gunshu Rabu kemarin mencatat angka tertinggi yakni 9,70, sehingga total poinya 19,39 karena sehari sebelumnya di nomor Changquan ia mendapat 9,69. Medali perak direbut Ang Eng Chong dari Malaysia nilai 19,37 dan perunggu Ng Say Yoke juga dari Malaysia 19,33. Atlet Indonesia lainnya yang turun di nomor ini, David Hendrawan menempati urutan lima total poin 18,90. Sementara Lindswell memperoleh medali perak setelah angka yang diraihnya hanya terpaut 0,02 dari Chai Fong Ying.

Pada lomba yang turut disaksikan Mennegpora Andi Malaranggeng, Ketua KON/KOI Rita Subowo, Pimpinan Kontingen Indonesia Alex Noerdin, Ketua Umum PB WI Master Supandi, Tim Manajer Eisen Gauw dan seratusan atlet, official maupun wartawan asal Indonesia, pewushu berwajah manis itu tampil memukau di nomor Taijijian .Ia bahkan mengumpulkan poin tertinggi yakni 9,70. Karenanya ia sempat memimpin dengan total poin 19,30.

Namun angka yang didapat Lindswell berhasil dilampaui Chai Fong Ying (Malaysia) setelah kembali mendapat angka 9,66, sama seperti saat bertanding di nomor Taijiquan Selasa kemarin, sehingga total angkanya 19,32.Medali perunggu nomor ini direbut Wilai Ratana Wongsaro (Thailand) total poin 19,21.

Penampilan memukau juga ditorehkan Heriyanto pada lomba nomor Nangun Rabu kemarin.Ia pun mencatat poin lebih baik yakni 9.66 sehingga mengumpulkan total poin 19,31. Namun penampilan pewushu Vietnam Pham Quoc Khanh memang cukup baik. Terbukti ia kembali mendapat nilai 9,70 atau total poin 19.40. Walau menempati posisi kedua, tapi Heriyanto tidak kecewa, apalagi di event

ini ia mampu melakukan revans atas pewushu Malaysia Soe Kyaw (juara dunia Toronto 2009) yang di SEA Games harus puas di tempat ketiga total nilai 19.18. Sementara rekan Heriyanto yang juga binaan YKWI Sumut, Johannes Bie masih belum beruntung, menempati peringkat enam total nilai 19.93.

Hasil ini menjadikan, Wushu Indonesia untuk Taolu mengumpulkan 2 medali emas dan 3 perak. Satu medali emas lainnya lebih dulu dipersembahkan Susyana Tjhaan dari nomor gabungan Changquan dan Jianshu Putri Selasa kemarin.

Lebih Baik


Hasil yang didapat ini tentunya jauh lebih baik dibanding SEA Games XXIV Nakhon Ratchasima Thailand yang hanya meraih 1 medali emas dan 2 perunggu. Hasil ini disambut sukacita disertai rasa syukur oleh Ketua Umum PB WI Master Supandi Kusuma serta Tim Manajer Eisen Gauw. “Saya bersyukur dan gembira, target meraih dua medali emas di SEA Games berhasil dipenuhi. Ini artinya, Wushu Indonesia tidak hanya memberi janji tapi bukti,’ jelas Master Supandi.

Namun, tambah penyandang DAN VII sertifikat internasional ini, raihan di SEA Games jangan membuat atlet puas, tapi harus lebih giat dan bekerja keras, sebab tantangan ke depan jauh telah menanti, seperti Asian Games 2010 di Guanzhou dan bahkan SEA Games XXVI/2011 di Indonesia.

Tim Manajer Eisen Gauw juga mengaku gembira, apalagi sukses ini adalah kali pertama ia menjadi tim Manajer di multi event internasional. “Plong rasanya, tadinya saya deg-degan terus, bisa tidak membayar “hutang’ meraih dua medali emas seperti estimasi sebelumnya yang telah disampaikan kepada KOI,” kata Eisen sambil menebar senyum khasnya.

Baik Master Supadi maupun Eisen sama menyebutkan, dua medali emas di SEA Games Laos, belum harga mati. Artinya, Wushu Indonesia masih memiliki harapan menambah pundi emas karena dua pesanshou Zulfahmi Fitrah (Kelas 48 Kg) dan Junaidi Sukamto Rahmat (Kelas 60 Kg) lolos ke final yang akan dilangsungkan Kamis (17/12).

Pada laga semifinal Sanshou kemarin, dua wakil Indonesia Friska (Kelas 45 kg putrid) dan Gunawan Kelas 52 Kg putri gagal melangkah ke final setelah takluk dari atlet tuan rumah Laos. “Jangan menyerah, berlatih lebih giat. Kamu tadi sudah main bagus, kamu hanya kalah postur tubuh. Asah lagi kecepatan pukulan dan tendangannya,” kata Master Supandi kepada Friska yang di semifinal kalah 1-2 dari Kindala asal Laos. (mp)

Badminton Sea Games 2009 dikuasai Indonesia


Indonesia meloloskan empat wakil di tiga nomor pada cabang bulutangkis di final SEA Games Laos. Lewat penampilan cemerlang, tiga medali emas berhasil diamankan.

Keberhasilan merebut tiga emas dari tiga peluang ditentukan oleh ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan. Pasangan terkuat Indonesia ini menang atas pasangan Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong 21-17 dan 21-17 di Gym Hall 1, National Sports Complex, Kamis, 17 Desember 2009.

Di partai sebelumnya pada partai All Indonesian Final, Simon Santoso sukses mengalahkan Sony Dwi Kuncoro. Jagoan Cipayung itu berbagi angka 21-16 dan 21-12 dalam waktu 45 menit.

Satu emas lagi dari cabang tepak bulu itu disumbangkan dari nomor ganda campuran. Nova Widianto/Liliyana Natsir mengalahkan Songphon Anugritayawon/Kunchala Voravichitchaikul asal Thailand dengan 21-10, 20-22 dan 21-9.

Di dua nomor lainnya yakni ganda putri dan tunggal putri direbut oleh Malaysia dan Thailand.

Dengan hasil ini Indonesia menjadi juara umum cabang bulutangkis dengan 4 emas, 2 perak dan 2 perunggu. Satu emas Indonesia lainnya datang dari nomor beregu putra. Malaysia menyusul di posisi kedua dengan 2-2-5 diikuti Thailand dengan 1-2-4.• VIVAnews

Meiske Juara Tari di Nashville

Penari asal Indonesia dari Sagita Line Dance Indonesia, Meiske, berhasil memenangkan kejuaran Line Dance pada pertandingan paling bergengsi Country Dance World Championship ke XV yang diselenggarakan di Nashville, Amerika Serikat.
"Saya terharu dan sampai menitikkan air mata ketika lagu Indonesia Raya dan bendera Merah Putih diarak, apalagi ketika Ketua UCWDC memilih berjalan di bawah bendera merah putih dalam parade peserta," kata Meiske di Jakarta, Jumat.

Itulah pertama kali bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya berkumandang di Nashville, Tennesse, Amerika Serikat.

Pertandingan kejuaraan internasional Line Dance di Nashville itu diikuti oleh sekitar 2.200 peserta dari 30 negara.

Duta dari Indonesia adalah Meiske dan Rudy yang dikirim oleh Sagita Line Dance Indonesia.

"Saya mengikuti kejuaraan koreografi Country dan Non Country, juga mengikuti kategori Overall Classic yang terdiri dari Compulsory Waltz, East Coast Swing, West Coast Swing, Fungky, dan Novelty," katanya.

Kategori lain yang diikuti oleh Meiske adalah Overall Showcase yang terdiri dari Waltz, East Coast Swing, West Coast Swing, Cuban dan Novelty.

Ajang itu merupakan pertandingan Meiske yang ketiga kalinya di Amerika, dan untuk tahun ini ia berhasil membawa pulang dua piala untuk kategori Choreography dan kategori Classic Overall.

Meiske mengikuti kompetisi bergengsi tersebut dan berhasil maju ke babak internasional di Nashville setelah memenuhi persyaratan dengan bertanding di Tokyo pada Oktober 2006.

Tim Indonesia Juara di Olimpiade Robot Dunia


Jakarta (ANTARA News) - Tim Indonesia berhasil meraih juara kedua dan ketiga tingkat Junior (SLTP) Regular Category pada ajang kompetisi Olimpiade Robot Dunia (World Robot Olympiad/WRO) 2009 yang berlangsung di Korea Selatan, 6-8 November lalu.

"Prestasi yang dicapai tim Indonesia kali ini merupakan hasil terbaik yang diperoleh Indonesia sejak mengikuti WRO pertama kali tahun 2004," ujar Humas dan Promosi Mikrobot, Paula Augusta dalam siaran persnya yang diterima ANTARA News di Jakarta, Selasa.

Ajang kompetisi tingkat internasional ke-6 yang diadakan di Gyeongbuk Pohang, Korea Selatan, ini diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta dari 24 negara di seluruh dunia.

Kompetisi WRO terbagi dalam dua kategori, yaitu Regular Category dan Open Category. Dalam Regular Category, peserta harus merakit sebuah robot untuk menyelesaikan suatu tantangan tertentu, sedangkan dalam Open Category, peserta bebas merakit robot menurut tema tertentu kemudian mempresentasikan ciptaannya di depan juri.

Indonesia mengirimkan total tujuh tim untuk berlaga di WRO2009. Dari ke-7 tim tersebut, seluruhnya merupakan peserta untuk Regular Category.

Untuk tingkat Junior (SLTP), Indonesia menempatkan tim Creator (Ivy Icasia, Patricia Dissy Andrea) sebagai juara dua dan tim Alpha-Rex (Billy Hocker Wistan, Fernando) sebagai juara 3. Adapun juara pertama diraih oleh tim White Lego dari Korea Selatan.

Selain dari tingkat Junior, perolehan tim Indonesia yang bertanding pada tingkat Primary (SD) juga cukup memuaskan. Tim Innocent (Kelvin Onggadinata, Margaretha Hutabarat) menempati peringkat lima, di bawah Chinese Taipei (juara 1), Korea (juara 2), dan Singapura (juara 3).

Sebelum berlaga di WRO, para peserta tersebut telah mengikuti seleksi tingkat nasional dalam Indonesia Robotic Olimpiad 2009 (IRO) yang berlangsung di Jakarta pada Agustus lalu. IRO diselenggarakan oleh Mikrobot.

Mikrobot merupakan distributor resmi Lego Education, peraih penghargaan Golden Award untuk robot yang bisa menyelesaikan permainan rubik cube dalam waktu satu menit pada ajang olimpiade Robot Dunia 2007. (*)Antara

Rabu, 16 Desember 2009

Triyaningsih. Kembali Menyumbagn Emas Untuk Indonesia


Cabang Atletik kembali mempersembahkan medali emas untuk Indonesia. Medali itu dipersembahkan oleh Triyaningsih dari nomor lari 10.000 meter putri.

Ini merupakan emas ketujuh yang dipesembahkan cabang Atletik untuk Indonesia. Sedangkan bagi Triyaningsih, ini merupakan medali emas kedua yang diraihnya setelah sebelumnya berhasil berjaya di nomor 5000 meter putri.

Atlet asal Semarang tersebut berhasil menungguli Mercedita Fetalvero dari Filipina dan Phai Thie Hien dari Vietnam yang hanya puas dengan medali perak dan perunggu.

Selain Triyaningsih, cabang Atletik pada hari Kamis (17/12/2009) ini juga berhasil menggondol medali perak dari lari 400 meter yang dihasilkan oleh Heru Astriyanto. Sampai pukul 13.02 WIB Indonesia telah mengemas 33 emas 42 perak dan 65 perunggu.

Namun Indonesia yang berhasil menjejak posisi tiga pada hari Rabu kemarin, untuk sementara melorot ke peringkat empat. Hal itu disebabkan karena Malaysia berhasil menambah medali emas dan untuk sementara mengoleksi 34 emas 37 perak dan 54 perunggu.

Ardiansyah Juara Dengan Segala Kekurangannya

VIENTIANE--MI: Pegulat kelas 50 kilogram Ardiansyah berhasil meraih emas pertama bagi cabang olahraga gulat di Hall Gulat, National University, Vientiane, Laos, Selasa (15/12). Lagu Indonesia Raya pun berkumandang.

Pegulat asal Kalimantan Timur (Kaltim) itu berhasil mengalahkan lawannya asal Thailand, Kongrichai Kritsada, pada partai final. Pertarungan yang berlangsung ketat itu berhasil menghibur ratusan penonton yang memenuhi hall berkapasitas 2.000 penonton itu.

"Saya sangat bersyukur dapat meraih emas di multiajang ini. Saya persembahkan untuk seluruh rakyat Indonesia," ujarnya seusai menerima medali seperti dilaporkan wartawan Media IndonesiaIwan Kurniawan.

Menanggapi kesuksesan anak asuhnya, pelatih gulat Buyamin mengatakan prestasi tersebut sangat berarti. Pasalnya, Ardiansyah adalah atlet binaan daerah. "Dia asli binaan Kaltim. Saya kira meski berhasil, namun masih perlu ditambah program latihannya untuk memperkuat Indonesia di Asian Games 2010 mendatang," ujarnya.

Ia mengakui, di tengah perkembangan atlet gulat di Asia Tenggara, tiga negara (Vietnam, Thailand dan Laos) cukup memiliki atlet untuk bertanding pada SEA Games 2011 mendatang. "Mereka sangat bersatu dalam membina atlet gulat. Kami perlu mewaspadai itu," jelasnya.

Menaggapi kondisi fisik Ardiansyah yang sedikit tersendat-sendat seusai pertandingan, ia mengungkapkan, atlet teesebut tidak hanya catat di telinga kiri, namun juga di paru-paru. "Dia sedikit mengalami gangguan paru-paru sehingga perlu penanganan serius sehabis latihan atau perlombaan."

Sementara itu, pegulat Indonesia lainnya juga meraih satu perak melalui Aliansyah Muhammas (kelas 60 kg), dan tiga perunggu melalui Arbainsyah (55 kg), MM Ngabdi (66 kg), dan Suandiwiranata (84 kg). (IK/OL-03)

Emas Pertama Indonesia di Sea Games 2009

IVAnews - Indonesia berhasil meraih medali pertama dari cabang Polo Air di SEA Games ke 25, Laos, Selasa 7 Desember 2009. Tim Merah putih mendapatkan medali perunggu setelah dikalahkan Filipina, 18-3, di Aquatic Centre di National Sports Complex, Vientiane.

Keluar sebagai juara pertama adalah Singapura yang mengalahkan Thailand 8-5 di babak final. Itu adalah emas ke 23 yang diraih Singapura di cabang Polo Air sejak 1965. Meski berhasil meraih emas, kapten tim Luo Nan menyatakan kalau ia dan rekan-rekan tidak bermain baik di awal pertandingan.

"Kuarter pertama benar-benar jadi tantangan karena kami hanya mampu mencetak dua gol," kata Lou Nan seperti dilansir situs resmi SEA Games.

"Kami sempat drop di kuarter kedua sehingga Thailand bisa balas mencetak angka," tambahnya.

Meski demikian, memenangi emas tetap saja jadi kepuasan buat tim Singapura. Sebab selain berhak mengantongi medali pertama di SEA Games, tim Singa juga berhasil mempertahankan dominasinya di cabang ini.

Atas hasil ini, Singapura sementara jadi pemuncak di klasemen dengan 1 emas. Duduk di peringkat dua dan tiga ada Filipina (1 perak) dan Indonesia (1 perunggu).

Stefano, Langganan Juara Matematika

Stefano, Langganan Juara Matematika
Jumat, 04 April 2008

Stefano Chiesa Suryanto, murid kelas 5B di SD Santa Theresia Jakarta, duduk tenang di ruang Kepala sekolah, didampingi ayahnya, Ary Suryanto, dan ibunya, Ny Widya. Tubuhnya seakan tenggelam di antara jejeran piala keemasan yang ditata di sebuah meja kecil di belakang dia.

Prestasi paling gemilang adalah saat dia berhasil memperoleh medali emas dan mendapat penghargaan The Best Theory dalam 4th International Mathematic and Science Olympiad for Primary School (IMSO), akhir tahun 2007. Stefano peserta termuda.

Sebelumnya, dia mendapatkan medali perunggu pada Hongkong Elementary Mathematics International Contest (HEMIC) pada 2007, serta medali perunggu dalam World Mathematics Competitions di Bangkok, Thailand. Dalam ”pertandingan otak” tersebut, soal yang diberikan 100 persen dalam bahasa Inggris.

Daftar prestasi bocah penggemar masakan Jepang itu masih panjang. Stefano juga juara satu World Sakamoto Mathematics Championship 2008, awal Februari lalu. Ini dia peroleh setelah selalu menjadi juara pertama pada perlombaan serupa di tingkat daerah dan nasional.

Metode Sakamoto menekankan pembelajaran matematika dalam bentuk cerita, bukan hitungan langsung. Selain itu, Stefano menjadi juara satu Sanmar Creative Math Competition 2006, dan juara pertama Kompetisi Matematika Nalaria Realistik Se-Indonesia Ke-3 tahun 2007. Kejuaraan-kejuaraan seperti itu selalu menjadi tantangan baru baginya.

Pencinta Matematika
Matematika asyik sih,” katanya ringan ketika ditanya alasan mengapa dia senang matematika. Ketika diminta memilih antara bermain game komputer yang biasanya disenangi anak seusianya atau mengerjakan soal matematika, lagi-lagi dia menjawab tanpa ragu, ”Belajar matematika, dong”. Bagi Stefano, bidang yang berurusan dengan angka itu tidak terlalu sulit. Jika menemui kendala dalam mengerjakan soal matematika, dia pantang menyerah dan tidak mau meninggalkannya begitu saja.”(Kalau tak bisa soal matematika) harus dicoba terus, kalau (saya) belum bisa juga, tanya ke guru atau kakak,” ujarnya.

Keuletan Stefano tercermin pula dalam sikapnya ketika bertanding. Dia tidak cepat puas. Setelah selesai, kalau masih ada waktu, dia memeriksa kembali jawabannya. Dalam IMSO 2007, jawaban diperiksanya lagi sampai 15 kali!

Sejumlah guru khusus, guru komputer, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin yang rajin mendampingi bocah itu. Les dengan guru privat itu selalu dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. Stefano terdaftar pula sebagai peserta les Kumon dan Sakamoto yang telah terbiasa melatih peserta olimpiade, didatangkan orangtuanya untuk membantu Stefano.

Akan tetapi, Stefano tetap kanak-kanak yang menikmati masa kecilnya. Setiap akhir pekan, Stefano menonton film- film kartun Jepang kegemarannya, atau membaca buku cerita tentang tokoh-tokoh dunia seperti Henry Ford, Isaac Newton, dan Thomas A. Edison. ”Yang (saya) pelajari itu kisah suksesnya. Mereka berhasil karena bekerja keras,” katanya.

Berharganya Waktu
Sejak kecil, orangtuanya menanamkan nilai kerja keras dan disiplin kepada anak- anaknya. ”Saya selalu bilang kepada anak-anak saya, saat orang lain masih tidur kamu sudah bangun. Saat orang lain berdiri, kamu sudah berlari. Saat orang lain berlari, kamu sudah terbang. Moto itu saya tulis dan tempel di kamar anak. Orang hidup harus rajin, karena hidup itu perjuangan untuk mencapai tujuan,” ujar sang ibu yang gemar membaca itu.

Pada usianya yang belia, Stefano sudah teguh bercita-cita menjadi pemrogram komputer. Ini bidang yang membutuhkan kekuatan logika dan dasar matematika. Dia menikmati berkreasi membuat program komputer. Sudah ada lima belas program, seperti program menampilkan data dan berhitung yang berhasil dibuatnya.

”Bikin program itu seru dan tidak membosankan,” komentarnya. Dia ingin mengikuti jejak Bill Gates, salah seorang terkaya di muka Bumi yang mendirikan perusahaan Microsoft. Tentu saja, sebelum cita-cita besarnya itu tercapai, Stefano masih akan terus bersemangat mengharumkan nama bangsa di berbagai kompetisi olimpiade matematika. Masih panjang jalan bagi Stefano…

EVIN Soedyatmiko (15), siswa kelas 1 SMA 12, Klender-Jakarta Timur, meraih medali emas dalam lomba Fisika tingkat dunia

EVIN Soedyatmiko (15), siswa kelas 1 SMA 12, Klender-Jakarta Timur, meraih medali emas dalam lomba Fisika tingkat dunia. Ajang ke-5 International Zhautyqov Olimpiad yang dilaksanakan pada 14-20 Januari lalu di kota Almaty, Kazakhstan ini diikuti 89 peserta dari 16 negara.

Kevin tercatat dalam rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai orang Indonesia termuda yang menjuarai Olimpiade Matematika Internasional, di Bangkok, Thailand.

Ia memang menyukai matematika sejak kecil. Hobinya baca, main piano dan sangat menikmati siaran berita jika menonton TV. Sejak duduk di sekolah dasar selalu juara dalam perlombaan matematika, menurut orangtuanya, Johannes Handoyo dan Maria.

Pemegang sabuk hitam tae kwon do yang intelligent quantity (IQ) nya 154 itu tidak mengalami kesukaran mengikuti turnamen yang sebetulnya untuk tingkat kelas 3 SMA. Bila menghadapi kejuaraan, saya justru semakin semangat karena akan menemukan soal-soal yang berbeda dari sekolah," ujar Kevin.

Kepala SMA 12, Jahidin, mengatakan Kevin meiliki nilai 99 untuk mata pelajaran matematika dan fisika dan selalu peringkat satu di kelasnya. ungkapnya. ??”Saya suka matematika dan fisika karena selalu merasa tertantang untuk mengetahui pemecahan soal-soal yang ada. Saya ingin terus belajar dan punya keinginan melanjutkan kuliah di Amerika," kata Kevin yang sangat menghargai bimbingan dari Yohanes Surya sebagai pakar Fisika yang selalu mencari bibit-bibit unggulan di bidang matematika dan fisika.***

Penghargaan Kepada Pahlawan Yang Terlupakan

Blog ini gua dedikasikan untuk juara-juara Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa namun terlewatkan dari perhatian atau terlupakan oleh kita.
Terima kasih atas perjuangannya.